MAKALAH KONSEP DASAR RAGAM PENELITIAN PENDIDIKAN FISIKA

SUB MAKALAH RESEARCH AND DEVELOPMENT

ICARE MODEL DAN THE 4D MODEL

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika

yang dibimbing oleh Prof. Dr. Parno, M.Si.

 

 

 



 

 


 

Disusun oleh:

Nindya Rivantie Hayuning Tyas

Kelompok 3

Offering D

 

 

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

SEPTEMBER 2024




DAFTAR ISI

 

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan

     1.1 Latar Belakang

     1.2 Rumusan Masalah

     1.3 Tujuan

BAB II Pembahasan

2.1 ICARE Model

2.1.1 Pengertian dan prinsip model ICARE

2.1.2 Komponen model ICARE

2.1.3 Kelebihan dan kekurangan model ICARE

2.2 The 4D Model

2.2.1 Pengertian dan prinsip Model The 4D Model

2.1.2 Komponen Model The 4D Model

2.1.3 Kelebihan dan kekurangan Model The 4D Model

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pendidikan fisika berperan penting dalam membentuk pemahaman siswa terhadap konsep-konsep ilmiah dan penerapan praktisnya. Banyak siswa yang pada kenyataannya mengalami kesulitan dalam memahami konsep fisika.Oleh karena itu, pengembangan model pembelajaran yang inovatif dan efektif menjadi sangat penting karena pemahaman siswa dan minat dapat lebih meningkat terhadap fisika. Dua model yang dapat diterapkan dalam konteks ini adalah ICARE model dan The 4D Model, yang masing-masing menawarkan pendekatan unik dalam proses pembelajaran.

ICARE model menitikberatkan pada partisipasi aktif siswa dan mendorong siswa menjadi partisipan aktif dalam pembelajaran fisika. Model ini berfokus pada komponen-komponen seperti Inspire, Connect, Apply, Reflect, dan Extend yang dirancang untuk menciptakan pengalaman belajar yang menarik dan relevan. Dengan cara ini, siswa tidak hanya dapat menghafal rumus dan teori, tetapi juga menghubungkan pengetahuan fisika dengan pengalaman dunia nyata. Pendekatan interaktif untuk meningkatkan motivasi  dalam belajar fisika sehingga akan berdampak positif terhadap hasil belajarnya.

Sedangkan The 4D Model memberikan pendekatan sistematis untuk mendukung pendidik dalam merancang pembelajaran fisika  terstruktur. Model ini memberikan kerangka  yang jelas untuk merancang kurikulum dan materi  yang efektif, dengan tahapan definisi, desain, pengembangan, dan diseminasi. Penerapan The 4D Model pada pendidikan fisika memungkinkan pendidik merumuskan tujuan pembelajaran tertentu, mengembangkan bahan ajar yang sesuai, dan menyebarkan pengetahuan secara terpadu. Hal ini sangat penting agar siswa mempunyai pemahaman konsep fisika yang komprehensif.

 Kombinasi ICARE model  dan The 4D Model dapat memberikan solusi  inovatif dalam pendidikan fisika. Dengan memanfaatkan manfaat kedua model ini, pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang dinamis di mana siswa merasa terlibat  dan memiliki kesempatan untuk menerapkan konsep fisika dalam situasi dunia nyata. Pendekatan yang beragam ini tidak hanya  membuat siswa lebih paham terkait materi, namun juga meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah.

Mengingat urgensi pengembangan model pembelajaran yang efektif dalam pendidikan fisika, maka penting untuk mempertimbangkan konsep dasar dari berbagai karya penelitian yang ada. Penelitian dalam pendidikan fisika  mencakup berbagai pendekatan, mulai dari penelitian kualitatif hingga kuantitatif. Semua ini bertujuan untuk menemukan cara terbaik dalam mengajarkan fisika kepada siswa. Oleh karena itu, artikel ini merinci ICARE model dan The 4D Model serta menjelaskan bagaimana kedua model tersebut dapat diterapkan pada penelitian pendidikan fisika untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.


1.2  Rumusan Masalah

 1. Apa pengertian dan prinsip dasar dari ICARE Model dan The 4D Model?

 2. Apa komponen utama yang membentuk ICARE Model dan The 4D Model?

 3. Apa saja kelebihan, dan kekurangan ICARE      Model dan The 4D Model?

 

1.3  Tujuan

1. Menjelaskan pengertian dan prinsip dasar dari ICARE Model dan The 4D Model.                                 

2. Mengidentifikasi komponen utama yang membentuk ICARE Model dan The 4D Model.         

3. Menganalisis kelebihan, dan kekurangan ICARE Model dan The 4D Model.


BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1 ICARE Model

2.1.1 Pengertian dan prinsip Model ICARE

ICARE adalah singkatan dari Introduction, Connect, Apply, Reflect, dan Extend. Peserta didik dibimbing untuk membangun pengetahuannya sendiri melalui tahap pengenalan dan koneksi, kemudian mampu membuktikan kebenaran pengetahuan yang dibangunnya pada tahap penerapan. Selanjutnya, peserta didik merefleksikan pengetahuan yang telah diperoleh serta peserta didik diberi kesempatan untuk belajar lebih luas agar pemahaman terkait materi pembelajaran lebih kuat. (Mahdian et al., 2019). Prinsip ICARE adalah menyajikan materi esensial untuk setiap topik. Prinsip dalam pembelajaran ICARE menurut Wahyudin dan Susiana dalam (Yumiati & Wahyuningrum, 2015) adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa.

2.1.2      Komponen Model ICARE

Model ICARE meliputi komponen utama dari pengalaman pembelajaran. Berikut ini penjabaran masing-masing tahapan model pembelajaran ICARE yang disesuaikan dengan pendidikan fisika.

A.     Pengenalan (Introduction)

Guru memberikan pemahaman terhadap isi pembelajaran. Bagian ini hendaknya memuat uraian tentang tujuan pembelajaran serta hasil pencapaian proses pembelajaran.

B.     Menghubungkan (Connection)

Pada tahap koneksi pembelajaran, guru berupaya menghubungkan pengetahuan baru dengan apa yang telah diketahui siswa dari pembelajaran dan pengalaman sebelumnya..

C.     Menerapkan dan Mempraktikkan (Apply)

Siswa diharapkan mampu melakukan kegiatan eksperimen dan mengaplikasikan pengetahuannya ketika di situasi dunia nyata, sehingga tahap penerapan ini dalam proses pembelajaran harus berlangsung paling lama.

D.     Tahap 4. Merefleksikan (Reflect)

Tahap ini merangkum pelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk merefleksikan apa yang telah mereka  pelajari. Tugas guru adalah menilai  keberhasilan  pembelajaran.

E.      Tahap 5. Memperluas dan Evaluasi (Extend)

Tahap ini tidak seluruh siswa yang belajar otomatis menerapkan apa yang telah dipelajarinya, sehingga untuk memperkuat dan memperluas pembelajaran perlu menyediakan kegiatan yang dapat diselesaikan oleh guru setelah pembelajaran.

2.1.3      Kelebihan dan Kekurangan Model ICARE

Kelebihan dari pendekatan pembelajaran ICARE adalah guru dan siswa mempunyai struktur isi seimbang berkaitan dengan teori dan praktik, kecakapan hidup yang mendasari pendekatan , dan memungkinkan sekolah  melakukan pemantauan dan evaluasi  secara terbuka.

Kelemahan dari pembelajaran ICARE adalah siswa terkadang kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan, oleh karena itu pendidik dan siswa kesulitan dalam mempelajari pembelajaran yang diterapkan ICARE. Guru terbiasa  menggunakan metode lama, sehingga penekanannya adalah pada pemberian informasi. Mewajibkan guru untuk memahami seluruh pedoman penerapan kurikulum dan agar analisis komponen model  ICARE dilakukan secara otomatis.

2.2 The 4D Model

2.2.1 Pengertian dan prinsip The 4D Model

Model 4-D adalah model pengembangan yang dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai jenis media pembelajaran (Arkadiantika et al. 2020). Upaya untuk menyempurnakan produk diartikan sebagai model pengembangan.

2.2.2 Komponen The 4D Model

Model pengembangan perangkat model empat dimensi diusulkan oleh Sivasailam model ini  terdiri  dari  4  tahap  pengembangan  yaitu; Define (pendefinisian), Design (Perancangan), Develop (pengembangan) dan Disseminate (penyebaran) (Sugiyono, 2016, hal. 37). Adapun rincian tahapan pengembangan meliputi :

A.    Pendefinisian (Define)

Tahap definisi model pengembangan 4D merupakan tahap awal atau  perencanaan  proses pengembangan media pembelajaran. Pada tahap ini dilakukan analisis  kebutuhan  informasi, definisi tujuan pembelajaran,  topik atau  topik, tujuan dan isi yang disampaikan kepada siswa.

B.    Perancangan (Design)

Tahap ini diawali dengan pemilihan media, pemilihan format, perancangan media , dan pelaksanaan desain.

C.    Pengembangan (Develop)

Tahap untuk menghasilkan sebuah produk pengembangan disebut tahap pengembangan.

D.    Penyebaran (Disseminate)

Tahap disseminate model pengembangan 4-D merupakan tahap akhir dari proses pengembangan media pembelajaran. Pada fase ini, media pembelajaran yang  dikembangkan  didistribusikan atau disebarluaskan kepada target audiens atau mahasiswa.

2.2.3 Kelebihan dan kekurangan The 4D Model

Keuntungan model 4D adalah langkah-langkah relatif tidak rumit sehingga memakan waktu lebih sedikit. Namun salah satu kelemahannya adalah model hanya sampai pada tahap pengenalan dan belum mencakup evaluasi, yaitu proses pengukuran kualitas dari  produk yang  diuji. Evaluasi ini dilakukan untuk membandingkan hasil sebelum dan sesudah penggunaan produk  (Maydiantoro 2021).

 

Pembelajaran fisika lebih efektif dan menarik bagi siswa dengan mengintegrasikan antara model ICARE  dan The 4D Model. Melalui integrasi antara model ICARE dan The 4D Model maka pendidik dapat menciptakan pengalaman pembelajaran fisika yang lebih holistik sehingga siswa tidak hanya belajar konsep fisika secara teoritis, tetapi juga mampu mengaitkan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mengintegrasikan antara model ICARE  dan The 4D Model tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa tetapi juga membangun keterampilan berpikir kritis dan kolaboratif yang penting di era modern.


BAB II

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan model ICARE dan The 4D Model dapat disimpulkan bahwa kedua model ini memiliki potensi  besar untuk ditingkatkan kualitas pembelajaran fisika. Model ICARE menekankan partisipasi aktif siswa melalui lima komponen yaitu Inspire, Connect, Apply, Reflect, dan Extend, yang membantu siswa mengaitkan konsep fisika dengan pengalaman sehari-hari. Di sisi lain, model 4D memberikan pendekatan sistematis dengan empat fase: definisi, desain, pengembangan, dan diseminasi, sehingga memudahkan pendidik dalam merancang dan menyampaikan materi pendidikan. Dengan mengintegrasikan kedua model ini, memungkinkan terciptanya lingkungan belajar yang dinamis di mana siswa tidak hanya belajar secara teoritis, namun juga menerapkan pengetahuan fisika dalam situasi kehidupan nyata dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang penting dalam dunia saat ini

3.2 Saran

Untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran fisika, pendidik didorong untuk aktif mengintegrasikan model ICARE dan model 4D ke dalam proses pembelajaran. Pendidik memerlukan pelatihan yang memadai mengenai kedua model ini agar dapat menggunakannya dengan tepat. Selain itu, penting untuk mengevaluasi penerapan model-model ini secara berkala untuk mengetahui dampaknya terhadap pemahaman dan keterampilan siswa. Oleh sebab itu, terus mengembangkan model pembelajaran yang inovatif dan efektif dapat meningkatkan minat dan prestasi siswa dalam bidang fisika.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Arkadiantika I, Ramansyah W, Effindi MA, Dellia P. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Virtual Reality Pada Materi Pengenalan Termination Dan Splicing Fiber Optic. J Dimens Pendidik dan Pembelajaran. 8(SEMNASDIKJAR2019):29–36. doi:10.24269/dpp.v0i0.2298.

Handayani, E. T., Herdini, & Susilawati. (2021). Pengembangan LKPD Berbasis ICARE (Introduction, Connect, Apply, Reflect, Extend) Pada Materi Penentuan Perubahan Entalpi Untuk SMA/MA. Journal of Research and Education Chemistry (JREC), 3(4): 13.

Mahdian, Almubarak, & Hikmah, N. (2019). Implementasi Model Pembelajaran ICARE (Introduction- Connect-Apply Reflect-Extend) Terhadap Keterampilan Proses Sains Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), 5(1): 92–97.

Maydiantoro A. (2021). Model-Model Penelitian Pengembangan (Research and development). J Pengemb Profesi Pendidik Indones. 1(2):29–35.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan RnD. ALFABETA

Yumiati, & Wahyuningrum, E. (2015). Pembelajaran ICARE (Introduction, Connect, Apply, Reflect, Extend) Dalam Tutorial Online Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Mahasiswa UT. Infinity Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, 4(2): 182–189


LAMPIRAN

Cek Plagiarisme















 

 


Komentar